Coretan Covid-19


Memang bumi masih dihebohkan oleh satu makhluk kecil yang tak terlihat rupa dan wujudnya secara kasat mata. Makhluk kecil ini sungguh sangat meresahkan berbagai belahan negara termasuk di Tanah Air semenjak Maret 2020.

Jumlah kasus demi kasus setiap harinya hingga saat ini terus meningkat, hingga sudah ribuan kasus dari yang mulanya hanya dua kasus. Tak asing lagi dengan wabah virus Corona -19 atau Covid-19.

Sebagai salah seorang yang termasuk meremehkan virus ini membuat sebuah jiwa tersadar akan pentingnya kesehatan. Dan yang terpenting yaitu ketakutan akan kematian dan kehilangan orang - orang tersayang. Awal mula wabah ini diketahui tidak memberikan panggilan nurani kepada jiwa itu supaya menjaga dan mentaati anjuran yang telah digaungkan. Informasi mengenai gejala virus ini sangat mudah ditemui di media sosial. Informasi untuk mencegah dan menjagapun juga sangat mudah ditemui.

Suatu ketika jiwa yang angkuh itu merasakan sakit yang sungguh sakit hingga sangat sulit untuk bernapas. Seketika otaknya berputar dan berpikir keras membuka memori tentang apa yang telah dilakukan. Saat itu juga kecemasan dan kepanikan bersatu menggoyahkan diri. Frekuensi rasionalitas otak menurun drastis hingga merasa malam itu sudah dekat dengan ajal. Malam itu merasa sudah waktunya pergi menemui sang Pemilik raga. Namun saat teringat masa berdosa, jiwa itu merasa jangankan untuk masuk Surga membau harumnya Surga saja masih merasa tidak pantas. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul. Bagaimana siksa kuburku? Bagaimana aku menjawab pertanyaan malaikat nanti? Bagaimana aku bisa menahan siksa dan kobaran api nanti? Pikiran itu sudah menjebak sang pemilik jiwa hingga tak terasa matanya sudah memerah dan bengkak memikirkan tentang kematian. Saat itu dia panjatkan doa-doa dan dzikir kepada Yang Maha Esa. Dia berjanji akan lebih memperbaiki diri lagi. Bahkan dia akan selalu merasa dekat dengan kematian untuk meningkatkan kualitas ibadahnya.

Jiwa itu merasa telah terserang makhluk kecil si Covid-19. Mengingat dia yang belum mematuhi anjuran dan masih pergi dari satu urusan ke satu urusan. Terkadang membuat lupa akan virus yang meresahkan. Memori itu membuatnya semakin yakin jika dia sudah di ambang kematian melawan virus Corona. Tapi dia lupa ada gejala lain. Bahwa itu hanyalah sakit yang biasa akibat kurang minum air mineral.

Jadi makna virus Corona baginya bukan hanya untuk membawa kematian, tapi juga untuk memperbaiki dan mempersiapkan diri dengan celengan amalan kebaikan untuk menuju kematian.


Written by: Yuri Rahmi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muslimah BKM Mengaji Season 2

LDF BKM Al-Kautsar Unimal mengadakan kegiatan di waktu libur?